Astra Ksetra - 9 April 2025
Sejarah mencatat bahwa Tentara Nasional Indonesia lahir bukan dari rahim kekuasaan, melainkan dari semangat juang rakyat. Saat Indonesia baru memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, ancaman masih datang dari segala arah. Dalam situasi penuh ketidakpastian, para pemuda dan rakyat biasa—petani, buruh, pelajar, dan para pejuang sipil—berdiri bersama, memanggul senjata apa adanya demi mempertahankan tanah air. Dari semangat rakyat inilah, cikal bakal TNI terbentuk.
Tak terkecuali TNI Angkatan Udara, yang resmi berdiri pada 9 April 1946. Meski lahir dalam keterbatasan, semangatnya menjulang tinggi seperti langit yang dijaganya. Pesawat bekas, peralatan seadanya, dan pilot-pilot muda tak membuat gentar semangat pengabdian mereka. Justru dari keterbatasan itulah lahir kekuatan sejati: keyakinan untuk melindungi bangsa dan rakyat.
TNI AU bukan hanya pasukan penjaga udara, tapi penjaga harapan. Dari masa ke masa, mereka hadir di garda terdepan, tak hanya di medan perang, tapi juga di tengah masyarakat—membantu saat bencana, mendukung pendidikan, kesehatan, dan pembangunan wilayah terpencil.
Sebagai warga Kampung Astra Ksetra yang hidup berdampingan dengan TNI AU, kami meyakini bahwa kehadiran TNI bukan hanya sebagai kekuatan militer, tapi sebagai pelindung sejati rakyat. Sebagai mitra, sebagai sahabat, bahkan sebagai keluarga.
Kami berharap, dengan semangat pengabdian yang diwariskan sejak awal berdirinya, TNI Angkatan Udara akan terus menjadi pelindung yang mengayomi, membina, dan membangun—terutama bagi masyarakat sekitar, termasuk kami di Kampung Astra Ksetra.
Karena pada akhirnya, kekuatan sejati sebuah angkatan bukan hanya pada senjatanya, tapi pada cintanya kepada rakyat.
Dirgahayu TNI AU ke-79. Teruslah mengudara untuk bangsa, dan menyatu dengan rakyat.